Wednesday, February 20, 2008

Andaikata

Bayangkan apabila Rasulullah dengan seijin Allah tiba-tiba muncul
mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di
muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat
berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke
ruang tamu kita. Kemudian kita
tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari
di rumah kita. Beliau tentu tersenyum... .....

Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu
karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita
tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

Beliau tentu tetap tersenyum... .....

Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita
pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke
belakang secara tergesa-gesa.

Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang
samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum... ....

Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? Barangkali
kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal
Shalawat kepada Rasulullah SAW.

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah
Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mempelajarinya.

Beliau tentu tersenyum... .....

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga
Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota
Indonesian Idols atau AFI.

Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Atau
barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi
pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah.

Beliau tentu tersenyum... .....

Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum lagi
koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut
demi menghormati junjungan kita?

Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah
ke masjid meskipun adzan berbunyi.

Beliau tentu tersenyum... .....

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk
di depan TV.

Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita
untuk mencari kesenangan duniawi.

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan
shalat sunnah.

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca
Al-Qur'an.

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.

Beliau tentu tersenyum... ....

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita siapa nama
tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita.

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan alamat
tukang penjaga masjid di kampung kita.

Betapa senyum beliau masih ada di situ........

Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita. Apa yang
akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan
beliau masuk dan menginap di rumah kita?

Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke
rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

Maafkan kami ya Rasulullah.. .......

Masihkah beliau tersenyum?

Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir....... .

Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.. ......

Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi
kebahagiaan.

Jangan jadikan Penghalang sebagai hambatan, tetapi jadikan sebagai pendorong
aktifitas.

Siapa yang mendiamkan saja kejahatan merajalela, dia itu membantu kejahatan!

Sehalus-halusnya musibah adalah ketika kedekatan kita denganNya perlahan-lahan
terenggut dan itu biasanya ditandai dengan menurunnya kualitas ibadah.

HATI SEORANG AYAH

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."

Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah ... With Love to All Father ...

Friday, November 30, 2007

MENGHITUNG HARI...22...21...20.....

Ternyata klo udah waktunya...Terjadilah. Di bulan Desember 2007 ini kami akan mempunyai kehidupan dengan warna yang baru, ya semoga segala sesuatunya lancar dan sukses juga berkesan tentunya. Bukannya tidak mau berbagi kebahagiaan....ya berhubung ada keterbatasan, jadi mohon doa dan restunya saja, bukakanlah bagi kami berdua pintu menuju keluarga sakinah dan mawaddah...
Sebenarnya tidak mudah menjalani hidup yang sebenarnya ini meskipun kami punya kepercayaan yang tinggi diantara kami berdua

Wednesday, May 2, 2007

TEPUNG KADEUDEUP

Wilujeng tepang dina kabungahan manah sareng ati nu kalimpudan ku sukacita, saha nu rek nyangki ka rencana pangeran nu kawasa...ngahijikeun dua hate.

Cunduk waktu ninggang mangsa niti wanci nu mustari Aa ayena ngarasa kakeclakan madu ka keprulan ku menyan bodas...bungah teu alabatan kasireup ku wanoja anu matak kayungyun, ieu meureun nungarana rahasiah hirup teh? Aya hayang biasanamah sok aya sieun,karaguan muncungul kupangalaman saencanna tapi dingan ari geus kana waktunamah ku Allah dibrehkeun, geus jadi guratan nasib jeung takdir hiji mahluk luyu jeung tutulisan ti Loh Mahpudna., enya meureun ku ayana kahayang tea,inget kana omongan kolot sorangan…jelema kudu aya Kahayang, Kadaek jeung Kasieun.

Dina danget ieu manehna mugi jadi kapimilik keur salamina...hatur nuhun gusti, insyaAllah amanat ti anjeun ieu sataker keubeuk ku abdi rek dipusti-pusti jadi jimat hirup abdi da saenya namah ieu teh bakal beurat...dunya jeng aherat. Tapi aya nu bakal leuwih sugema dina ngajalanan sesa hirup kahareup nu bakal dilakonan jeng manehna...pangpang namah ngalengkepan satengah tina ibadah ka Allah jeng tambah jongjon ibadah ker ngaraih kluarga nu sakinah mawaddah...amiiiin,Teu gampang malihara kahirupan teh tangtuna butuh kasabaran,kaikhlasan jeung papada ngarti, kudu sairing saranggaek.

Serba Serbi Tujuhbelasan

"Teu karasa geuning nagara urang teh geus 58 taun merdeka, mun ningali dina umurna mah geus meujeuhna metik hasilna tina kamerdekaan eta. Tapi anu ngabukti ayeuna, tetep we kueh kamerdekaan teh di carapluk ku nu jaregud, ra' yat leutik mah angger we jumerit !" mang Suharma murukusunu.

"Heueuh euy..komo mun ningali nasib urang salaku patani,keur mah sawahna meledug kagaringan,harga gemuk jeung obat ngawang ngawang, hasilna mun dijual celeketek teh teu sabaraha, boro boro bisa nyakolakeun anak urang ka perguruaan tinggi anu ngaliwatan jalur husus, jeung modal nyawah deui ge can tangtu !" sambung mang Sarkim bari ngalintingkeun daun kawung keur ududeun.

Enya ra' yat leutik mah ngan ukur bisa murukusunu, teu bisa walakaya ningali kaayaan kitu teh, tapi najan kitu ge teu weleh ari ngareuah reuah agustusan mah sarumanget keneh, unggal desa paeuyeub euyeub aleutan, paloba loba gotongan jampanna, paalus alus kreasi senina, papinunjul pinunjul dina prestasi olah ragana, ngaleut ngeuhkeuy ngabandaleut mapay mapay jalan desa,tepung ngalingkung kaalun-alun.

"Nya ku saha deui atuh mun teu dimeriahkeun ku arurang mah!" ceuk mang Karna anu kabagean nanggung jampan anu ngajeblag aya tulisan " Perhatikan nasib petani!"

"Heueuh da pamohalan pajabat mah daekeun nananggung jampan anu sakieu beuratna, mana moreret panas deuih !" tempas mang Ono bari ngelapan kesangna anu nyuruluk murag kana tulisan jampanna anu unina " Iraha jalan kalembur uing diaspal ?"

Sorena di unggal pilemburan sok diayakeun rupa rupa perlombaan kayaning, maen rebutan, balap karung,goyang Inul jrrd. Kitu deui di lemburna si nini gujrud yen sinini unggul dina lomba balap karungna.

" Edun euy sinini, teu nyangka bisa nyerepet kitu leumpang dina karung!" ceuk siaki muji sinini,atuh puguh we liang irung sinini ngadadak rebeh.

"Puguh ieu teh gara gara karungna aya beuritan, pas ngelengkah santok deui santok deui bujur nini digegel, karuhan lumpat nini beuki tarik!" jawab sinini

"Oh kutan kitu !" ceuk siaki bari ngaheheh
"Tah ari tadi aki pasangan jeung saha waktu lomba goyang Inul ?" tanya sinini

"Har nya teu sidik kitu....apan aki teh pasangan jeung si Odah anu karek dua bulan pepegatan !"

"Hmhh..raos nya pageye geye jeung randa ngora ?" ceuk sinini bari jejebris

"Tong cembekur kitu atuh ni..puguh tadi teh aya kasalahan teknis sugan teh balon anu dipake ganjel dada aki jeung dada si Odah teh can bitu, ku aki teh terus we di goyang ari pek teh geuning nu genyal teh gunung na angen angena si Odah !"

"Bedull...paingan atuh laguna geus eureun ge hayoh wae ngariyed !" sinini jebi.

"Geus ah tong kapapanjangan...eh ari tadi kunaon nini ngadadak ngajerit bari meumpeun carang ?"

"Hiihh...mun inget kanu tadi sok ginggiapeun keneh !" sinini bibirigidigan

"Nya ningali naon atuh ?" siaki panasaran
"Eta waktu si Juha ngilu maen rebutan, tihandap kolorna aya nu ngarawel, atuh puguh we jeroan si Juha ngaburahol hihhh !" ceuk sinini bari bibirigidigan keneh.

"Geuning make meumpeun carang sagala ?"
"Hayang sidik we..naha gedean mana jeung cocoan sinini ?" (SR).

MERRASABACH FAMILY

MERRASABACH FAMILY
Sahabat sekolah dan main....setelah sekian lama pada akhirnya semua harus menjadi Bapak2 dan Ibu2...beserta putra dan putrinya, ternyata cukup banyak berkembang biak

BECANDA

BECANDA

HARI BAHAGIA

HARI BAHAGIA
Prosesi pernikahan 22 desember 2007

Tasyakur Biniqmah

Tasyakur Biniqmah
Bale Rancage Cianjur 22 Desember 2007

UNDANGAN PERNIKAHAN

UNDANGAN PERNIKAHAN
22 DESEMBER 2007

one spirit

one spirit
22 des 2007

Kel. Besar Drs. Sudradjat (Rani)

Kel. besar H. Mh. E. Kosasih (awer)

KOPEGTEL FAMILY

KOPEGTEL FAMILY